Minggu, 18 Desember 2011

TABLOID 9

Alhamdulillah akhirnya saya beserta crew redaksi dapat menyelesaikan program kerja dari bidang 6 (Pembinaan Kreatifitas, Keterampilan dan Kewirausahaan) yang pertama di tahun ajaran 2011/2012.
Perjalanan yang berlangsung cukup panjang dengan penuh sensasi dan sensitifitas dari masing-masing personil tim redaksi dalam penyelesaian program kerja ini. Ternyata memang tidak mudah, namun dengan kemauan keras dan kegigihan serta keyakinan yang ada, akhirnya semua itu dapat terselesaikan dengan cukup baik dan mendapat sambutan yang cukup hangat bagi readers di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Secara pribadi, saya pimpinan redaksi

Minggu, 04 Desember 2011

Anak yang mengkhususkan diri pada Satu Olahraga memiliki resiko Cedera lebih Tinggi

Rabu, 20 Juli 2011 - Atlit muda kompetitif berada dalam resiko yang terus bertambah untuk bermain satu olahraga saja sepanjang tahun, namun spesialisasi demikian dapat meningkatkan resiko cedera, menurut hasil penelitian Loyola University Health System.


Penemuan awal dari studi berkelanjutan ini mencakup 154 atlit dari segala jenis olahraga, dengan usia rata-rata 13 tahun. Mereka datang ke Loyola untuk pemeriksaan kesehatan atau perawatan atas cedera. Atlit yang cedera memiliki skor rata-rata lebih tinggi pada skala spesialisasi di satu olahraga ketimbang atlit yang tidak cedera.
Studi saat ini melibatkan 85 atlit muda yang dirawat karena cedera olahraga dan sebuah kelompok bandingan terdiri dari 69 atlit sehat yang datang untuk pemeriksaan fisik di Loyola. Peneliti memberi rating skor spesialisasi olahraga enam point:
Latihan lebih dari 75 persen dalam satu olahraga.
Latihan untuk meningkatkan skill atau melewatkan waktu dengan teman.
Berhenti dari olahraga lain untuk berfokus pada satu olahraga.
Mempertimbangkan satu olahraga lebih penting dari olahraga lain.
Secara beraturan bepergian keluar daerah.
Berlatih lebih dari delapan bulan setahun, atau berkompetisi lebih dari enam bulan.
Pada skala enam point ini, skor spesialisasi olah raga rata-rata atlit yang tidak cedera adalah 2.75 sementara skor rata-rata atlit cedera adalah 3.49. Studi ini menemukan kalau 60,4 persen atlit yang cedera berspesialisasi pada olahraga, sementara hanya 31,3 persen atlit yang tidak cedera yang melakukan spesialisasi. (Atlit yang memiliki skor di atas 3 dalam skala enam point ini dinilai terspesialisasi.)
Dr. Neeru Jayanthi Jayanthi, ilmuan peneliti senior dalam studi ini  sekaligus direktur medis pengobatan olahraga perawatan utama di Loyola, mengatakan kalau atlit muda harus diawasi dengan baik atas resiko cedera, khususnya bila mereka menghabiskan lebih dari 11 jam seminggu dalam satu olahraga teratur atau lebih dari 20 jam seminggu pada semua olahraga. Cedera pada atlit muda mencakup kondisi minor seperti kaku otot atau sakit lutut, cedera kelelahan seperti tendonitis rotator cuff dan penyakit Osgood-Schlatter (tonjolan menyakitkan di bawah lutut) dan cedera parah seperti ketidak normalan dalam tulang rawan lutut dan patahan tekan di rusuk.
Sumber berita:
 Loyola University Health System

Jumat, 25 November 2011


Hanya Untuk Kalian
Oleh : Rizkia Meutia Putri

Seperti hari-hari Minggu biasanya, aku terbangun dan segera membantu ibuku membereskan rumah, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci hingga membuat sarapan. Namun aku pagi ini bangun agak sedikit kesiangan. Karena aku masih sangat lelah setelah semalam aku dan teman-temanku pergi ke pasar malam hingga larut. Tidak seperti biasanya karena baru kali itu aku pergi hingga pulang larut malam.
            Ini bermula ketika kami (anak-anak OSIS) akan kehilangan salah satu saudara terbaik kami. Semua menangis dan meninggalkan luka yang amat mendalam saat mengetahui bahwa Angel akan pindah sekolah mulai lusa. Kami terhenyak karena tidak ada seorangpun dari kami yang mengetahui proses pemindahan Angel ke sekolah lain sehingga kami tidak dapat berbuat apa-apa untuknya. Dia sebelumnya memang pernah bercerita kepadaku bahwa ia akan dipindahkan sekolah oleh kedua orang tuanya karena setelah pengumuman proses penjurusan di sekolah kami, ternyata Angel tidak diterima di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Walaupun begitu ia sudah menerima keputusan dengan keberadaannya yang telah dipastikan di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
            Namun semua itu memang sudah ada firasat yang tidak menyenangkan ketika Pak Yanto, orang tua Angel mengambil ledger saat itu yang tampak sangat tidak terima atas keputusan bahwa Angel tidak masuk ke dalam jurusan yang sangat diinginkan oleh orang tuanya. Ayah Angel terlihat sangat kecewa. Keadaan di dalam ruangan yang sepi saat itu karena Pak Yanto adalah orang tua yang terakhir mengambil ledger sangat mendukung suasana untuk berbincang-bincang oleh wali kelas kami dengan suara yang keras bercampur kekesalan dan emosi yang tidak terkontrol. Aku dan teman-temanku hanya dapat sekedar mengintip sambil mendengarkan pembicaraan Pak Yanto dan Bu Giani. Saat itu yang sempat kami dengar adalah Angel yang terlalu mencintai organisasi, sehingga ia tidak dapat memprioritaskan dan membagi waktunya untuk belajar. Dan itu mebuat nilai-nilainya jatuh.
            Ada beberapa inti pembicaraan yang sempat tertangkap oleh kami, salah satunya yaitu Angel diopinikan yang tidak baik seperti sering ada dispensasi yang membuat ia meninggalkan ruangan dan tidak memperhatikan saat guru menerangkan. Padahal kami sebagai teman yang selalu ada bersamanya di kelas, itu sama-sekali tidak benar! Wali kelas kami hanya bertemu seminggu sekali saat ada jam pelajaran ia dikelas. Ia pasti tidak mengetahui semuanya. Sekali lagi, itu tidak benar!
            Suasana hati Pak Yanto yang sedang berkecamuk emosi, sangat mudah terpancing oleh provokasi yang dilakukan oleh wali kelas kami membuatnya semakin menggebu-gebu dan bersikeras untuk memindahkan Angel ke sekolah lain untuk mendapatkan jurusan IPA. Namun setelah beberapa hari setelah itu, keadaan sudah mulai stabil. Demi mencapai harapan orang tuanya, Angel berusaha untuk mencari orang dari jurusan IPA yang ingin pindah ke jurusan IPS. Hari berganti hari berbagai upaya telah dilakukan untuk harapan mereka. Namun naas sampai suatu saat pun belum ada titik terang untuk masalah ini. Angelpun pasrah, ia tidak tau harus berbuat apalagi karena usaha yang dilakukannya sia-sia. Keadaan dimana orang tuanya yang terus-menerus mendesak agar ia pindah dari sekolah ini. Ditambah lagi ayahnya yang sudah seperti tidak menganggap Angel sebagai anaknya lagi. Terbukti dengan panggilan yang tidak pantas seperti tidak mengenal siapa Angel.
            Akhirnya dengan keadaan itu, Angel tidak ingin membantah orang tuanya dan menjadi anak yang durhaka sehingga ia telah ikhlas dengan semua yang akan dilakukan oleh orang tuanya, apapun itu. Sampai pada suatu saat, akhirnya ia telah dipastikan pindah dan tidak akan bersekolah di sini lagi bersama kami. Meskipun kami sangat terpukul oleh keadaan ini, begitupun juga Angel. Kami menangis bersama hingga air mata tidak mampu mengalir lagi. Diiringi oleh tangisan dari langit yang mengalir deras kami menangis sambil mengenang kenangan ya telah kami lalui selama setahun ini. Berat bagi kami menerima kenyataan, sungguh tidak dipercaya bahwa Angel, salah satu bagian dari kami kini akan pergi. Jika ada yang dapat kami lakukan untuknya, pasti akan kami lakukan. Namun semua sudah terlambat, bagaimanapun ia harus mematuhi kedua orang tuanya. Sehingga kami pasrah dan mengikhlaskan kepergiannya meskipun itu sulit bagi kami. Terlalu banyak memori yang tercipta terlalu indah.
            Tidak banyak yang dapat kami lakukan untuknya, kami hanya dapat berdoa agar Angel dapat melalui kehidupan baru di sekolah yang baru pula, dengan lebih baik lagi. Semoga dengan cara ini dia dapat berubah menjadi pribadi yang diinginkan oleh orang tuanya dan dapat menjadi kebanggaan bagi mereka. Meskipun kami sedikit takut dengan apa yang dijalani Angel saat ini membuat dia semakin tertekan keadaan. Dalam keadaan yang seperti ini aku yakin ia hanya ingin melakukan semua yang diinginkan oleh orang tuanya meskipun ia harus menanggalkan cita-citanya. Sungguh mengenaskan memang, namun apa yang dapat dikatakan lagi semua ini adalah jalan yang telah dipilih untuknya. Aku hanya dapat berdoa yang terbaik untuknya. Selamat jalan sahabat terbaikku.
            Dari pengalaman ini menjadi suatu pelajaran tersendiri untukku. Setidaknya kita sebagai anak memang harus patuh terhadap orang tua, tapi sebagai orang tuapun tidak harus semena-mena mengatur hidup seorang anak. Kami punya kehidupan sendiri dan kami sudah cukup besar untuk mengambil keputusan untuk diri kami, hargailah kami. Kami tau kami tidak akan ada tanpa kalian, namun kalian juga harus tau bahwa kami juga manusia seperti kalian yang berhak menentukan pilihan untuk kami dan kami juga butuh kalian untuk selalu di samping kami guna mengarahkan kami kemana harus berjalan. Karena apapun yang kami lakukan, kami tau bahwa ini baik ataupun buruk untuk kami, tapi semua itu kami lakukan untuk kalian, hanya untuk kalian.

Rabu, 16 November 2011

OSTEOARTRITIS

Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.

Penyebab

Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri sendi. Masyarakat awam dan bahkan beberapa dokter (secara keliru) langsung beranggapan karena disebabkan oleh rematik atau asam urat.Sebagian lagi berpikir akibat osteoporosis. Namun kenyataannya penyebab utamanya nyeri sendi (khususnya yang dialami oleh yang berusia lebih dari 45 tahun) adalah osteoartritis. Penyebab osteoartritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini. Namun demikian, beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:

Pengobatan

Rasa nyeri yang diderita oleh penderita penyakit ini dapat dikurangi dengan berbagai macam cara seperti pengompresan atau penyuntikan cairan sinovial ke bagian sendi.Pengobatan untuk pengapuran sendi berbedaOsteoartritis derajat ringan (stadium 1 dan 2)
terapi non obat terdiri atas:
terapi obat terdiri atas:

Osteoartritis derajat berat (stadium 3 dan 4)

Pilihan pengobatan terbaik sampai saat ini adalah operasi penggantian sendi. Operasi penggantian sendi adalah operasi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang dilakukan untuk mengganti sendi yang telah rusak dengan prostesis.

Pencegahan

Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi.Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.

Glukosamin

Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan. Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan komersial atau minuman susu tersuplementasi.

Kondroitin

Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen makanan.